Selasa, 18 Januari 2022

Laporan Study Efek Radiasi terhadap Manusia dan Lingkungan



Tahukah kamu... bom atom pertama yang dibuat oleh manusia adalah bom atom yang dijatuhkan di Kota Hiroshima dan Nagasaki pada Tahun 1945. Dari kuliah almarhum Professor Alfian Noor dideskripsikan bom atom tersebut bernama "Little Boy". It's so funny name but the effect is so dangerous. Yah... dampaknya berkelanjutan dari tahun ke tahun, maka dari itu beberapa negara melalui organisasi Internasional mempertimbangkan kembali pembuatan bom atom demi keamanan bumi dan manusia.

Badan ahli efek radiasi PBB yaitu UN Scientific Commission on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) dibentuk pada tahun 1955 dan terdaftar dalam Majelis Umum PBB. Komisi ini melibatkan para ilmuwan dari lebih 20 negara dan menerbitkan penelitian serta penemuannya dalam bentuk laporan. Adapun salah satu laporan berharga berjudul Low-level Radiation and its Implications for Fukushima Recovery, diterbitkan pada bulan Juni 2012 oleh American Nuclear Society.

Pada tahun 2012 UNSCEAR melapirkan kepada Majelis Umum PBB tentang efek radiasi. Hal ini telah diminta pada tahun 2007 untuk memperjelas lebih lanjut penilaian potensi bahaya kronis akibat paparan tingkat rendah pada populasi yang banyak dan efek paparan radiasi dari atribut kesehatan. Dikatakan bahwa paparan tingkat tinggi jelas memberikan efek akut, namun tidak termasuk pada pengaruh hereditas manusia, hal ini tidak dapat dikaitkan dengan paparan radiasi tingkat tinggi, melainkan berlaku untuk efek paparan tingkat rendah. Secara umum, peningkatan kejadian efek kesehatan pada populasi manusia tidak dapat dikaitkan dengan penyakit kronis akibat paparan radiasi pada level rata-rata global radiasi. Selanjutnya, dosis yang rendah dialihkan kepada sejumlah individu dan hasilnya tidak memberikan efek kesehatan. UNSCEAR juga menangani ketidakpastian dalam estimasi resiko yang berkaitan dengan kanker, terutama ekstrapolasi dari paparan dosisi tinggi ke dosisi rendah dan paparan akut hingga kronis dan fraksinasi.

Studi epidimiologis lanjut pada korban yang selamat dari kejadian bom Hiroshima dan Nagasaki yang melibatkan sekitar 76.000 orang yang terpapar pada tingkat awal hingga lebih dari 5.000 mSv. Hal ini menunjukkan bahwa paparan radiasi kemungkinan menyebabkan ratusan orang bisa mati akibat kanker selain dari kejadian normal yang ditemukan pada setiap populasi. Data yang diperoleh dari International Commission on Radiological Protection (ICRP) dan sumber lainnya memperkiakan bahwa resiko kanker yang fatal adalah 5% setiap kali paparan untuk semua populasi dari semua usia. Sehingga setiap orang dari 100 yang terpapar 200 mSv kemungkinan akan memiliki perkembangan kanker yang fatal pada beberapa tahun kemudian. Di negara-negara Barat, sekitar seperempat orang meninggal akibat kanker, dengan merokok, faktor makanan, faktor genetik dan paparan sinar matahari yang besar dapat menjadi alasan utama. Sekitar 40% orang mengembangkan kanker selama masa hidupnya bahkan tanpa paparan radiasi yang melebihi tingkat normal. Radiasi memiliki tingkat karsinogen lemah, tetapi paparan yang tidak semestinya dapat meningkatkan resiko pada kesehatan.

Pada tahun 1990, National Cancer Institute (NCI) AS tidak menemukan bukti adanya peningkatan mortalitas kanker di antara orang tinggal di dekat 62 fasilitas nuklir utama. Penelitian NCI merupakan penelitian luas dan banyak jenisnya yang pernah dilakukan. Hal ini juga didukung oleh penelitian sama dilakukan di tempat lain di wilayah Amerika Serikat serta Kanada dan Eropa.

Sekitar 60 tahun yang lalu ditemukan bahwa radiasi pengion dapat menyebabkan mutasi genetik pada lalat buah. Studi intensif sejak itu menunjukkan bahwa radiasi dapat menyebabkan pada tumbuhan dan hewan uji. Namun tidak ada bukti bahwa kerusakan genetik akibat radiasi diwariskan pada mnusia, bahwa paparan tingkat tinggi yang diterima oleh korban bom atom di jepang.

Dalam sebuah sel tumbuhan atau hewan, materi DNA membawa informasi gentik yang diperlukan untuk pengembangan sel, pemeliharaan dan pembagian sasaran kritis untuk radiasi. Banyak kerusakan DNA yang dapat diperbaiki, tetapi pada sebagian kecil sel, DNA diubah secara permanen. Hal inilah yang menyebabkan kematian sel atau perkembangan kanker, atau dalam kasus sel-sel membentuk gonad. Perubahan genetik berlanjut pada generasi berikutnya. Sebagian besar mutasi seperti demikian menyebabkan kerugian dan sangat sedikit dapat diperbaiki.

Tingkat radiasi yang relatif rendah diizinkan untuk anggota masyarakat dan pekerja indsutri nuklir sedemikian rupa sehingga setiap peningkatan efek genetik karena tenaga nuklir dapat tak terlihat dan hampir tidak ada. Tingkat paparan radiasi ditetapkan untuk mencegah pkerusakan paparan jaringan dan meminimlakan risiko kanker. Bukti penelitian menunjukkan bahwa kanker lebih mungkin daripada kerusakan genetik hereditas.

Sekitar 75.000 anak-anak yang lahir dari orang tua yang selamat dari radiasi tingkat tinggi di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 telah menjadi subjek pemeriksaan intesif. Studi mengaskan bahwa tidak ada peningkatan kelainan genetik pada populasi manusia kemungkinan sebagai akibat dari dosisi radiasi yang bahkan cukup tinggi. Demikian pula, tidak ada efek genetik yang jelas sebagai akibat dari kecelakaan Chernobyl.

Kehidupan di Bumi mulai berkembang ketika lingkungan telah mengalami lebih banyak radioaktivitas seperti sekarang, jadi radiasi bukanlah fenomena baru. Jika tidak ada peningkatan dinamis dalam paparan radiasi umum manusia, tidak ada bukti bahwa efek kesehatan atau genetik dari radiasi dapat menjadi signifikan.




2 komentar: