Kabupaten Sidenreng Rappang
(Sidrap) merupakan bagian wilayah provinsi Sulawesi Selatan yang terkenal sebagai
sentra produksi beras di luar pulau Jawa, dimana surplus produksi beras tahun
2015 diats 0,54 juta ton. Kabupaten Sidrap mengunggulkan beras sebagai
komoditas terbanyak. Hal ini juga dimuat pada PDRB (2013) kabupaten Sidrap
bahwa sektor pertanian penyumbang terbesar pada PDRB kabupaten Sidrap yaitu
44,69%, disusul sektor jasa-jasa sebesar 23,04%, dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 10,61%.
Menurut Badan Pusat
Statistik provinsi Sulawesi Selatan (2018), produksi padi di provinsi Sulawesi
Selatan periode Januari-September 2018 mencapai 2,32 juta ton Gabah Kering
Giling (GKG). Kabupaten Sidrap menmpati urutan keempat setelah kabupaten Bone,
Luwu, dan Pinrang dalam kontribusi penghasil padi yaitu 0,52 juta ton.
Pencapaian ini mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti cuaca, kondisi lahan, jenis pupuk,
tenaga kerja dan sebagainya. Tenaga kerja merupakan penyebab utama karena dari
jumlah penduduk bekerja di kabupaten Sidrap adalah 264.955 jiwa. Dari angka
tersebut sekitar 87% menggantungkan hidup pada hasil padi. Ditinjau dari usia
rata-rata petani adalah 45-60 tahun (BPS, 2013). Kondisi fisik dari para petani
inilah yang tidak memungkinkan untuk bekerja secara maksimal. Sedangkan
generasi muda, enggan untuk terjun langsung ke sawah.
Berdasarkan artikel
yang dimuat dalam detikfinance (Senin, 07 Des 2015 13:15 WIB), anak petani pun tidak
mau menjadi petani, apalagi mereka yang baru mengenal sawah. Pertanian
tradisional seperti alat cangkul dan bau kerbau serta lumpur merupakan alasan
utama para generasi muda enggan bertani. Meskipun hingga saat ini telah
bermunculan teknologi pertanian modern tapi belum mampu menjadi daya tarik bagi
mereka.
Salah
satu alat pertanian yang berkembang di kabupaten Sidrap adalah pagugu. Pada tradisi bertani masyarakat Sidrap dikenal
tahap magugu yaitu menanam benih
langsung pada lahan pertanian, tahapan ini telah menggunakan pagugu atau atabela (alat tanam benih
langsung) namun tetap dioperasikan oleh petani dan masih memakan waktu yang
cukup lama. Penggunaan alat pagugu ini
memberikan efesiensi penanaman 20% lebih cepat dari sebelumnya. Sehingga pengembangan
teknologi canggih dan modern alat pagugu dapat
memberikan efesiensi tanam yang lebih tinggi, serta mampu memberikan daya tarik
bagi generasi muda.
Melirik aktivitas di
era digital ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa bermain android dan internet sudah menjadi hobi serta rutinitas anak
milenial. Menurut Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM) UI (2015), jumlah penduduk Indonesia sekitar 252,4 juta jiwa
dengan pengguna Internet 34,9% dari total tersebut atau setara dengan 88,1
juta. Tentu saja kabupaten Sidrap tidak lepas dari kontribusi angka tersebut.
Berdasarkan kondisi ini, perlu adanya inovasi
teknologi tepat guna untuk mendorong generasi muda dan membantu para petani
dalam tahapan menanam benih langsung. Terutama untuk masyarakat kabupaten
Sidrap sebagai Lumbung Pangan
Nasional perlu meningkatkan produktivitas padi. Adapun solusi yang ditawarkan
adalah suatu alat pagugu canggih
memanfaatkan teknologi modern arduino
yang tersambung dengan android.
Arduino Uno merupakan
salah satu kit microcontroller yang berbasis pada AT mega 328. Modul ini
sudah dilengkapi dengan berbagai hal yang dibutuhkan untuk mendukung microcontroller
untuk bekerja, tinggal colokkan ke power supply atau sambungkan
melalui kabel USB ke PC maka Arduino Uno ini sudah siap sedia. Arduino
Uno ini memilki 14 pin digital input/output, 6 analog input,
sebuah resonator keramik 16MHz, koneksi USB, colokan power input,
ICSP header, dan sebuah tombol reset. Sedangkan Android adalah
sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon
pintar dan komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi
para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh
bermacam peranti bergerak.
Adanya formasi ardunio dan
android memberikan wajah baru bagi
teknologi pertanian kabupaten Sidrap dalam wujud alat pagugu canggih. Alat ini bekerja dengan cara benih padi dalam pagugu digerakkan turun oleh alat yang
telah dirancang menggunakan sistem jarak tanam legowo. Pagugu maju dan berbelok sesuai dengan sinyal operator yang
dikirimkan sistem aplikasi android
menuju sistem arduino yang dipasang
pada pagugu. Inovasi alat ini menjadi
alternatif berdaya guna dalam mengefisienkan waktu penanaman padi dalam upaya
meningkatkan produksi padi di kabupaten Sidrap.
Masyarakat petani Sidrap masih belum
memanfaatkan dan mengembangkan teknologi secara optimal dalam proses magugu. Dalam mewujudkan hal tersebut,
maka penulis menawarkan PACARI (Pagugu Canggih
Racikan Teknologi). Proses magugu
nantinya akan lebih efesien dan efektif sehingga diperoleh peningkatan
produktivitas padi yang lebih tinggi di kabuapaten Sidrap.

Roda penarik akan menarik dan mendorong PACARI saat bekerja. Roda ini
disambungkan dengan motor bakar sehingga terkontrol juga oleh arduino Uno. Roda penarik memiliki beban
yang cukup besar karena harus membawa alat untuk bekerja. Sedangkan kaki
penahan alat berfungsi sebagai penyangga saat wadah benih naik dan turun untuk
menanam. Lalu rantai menghubungkan motor bakar dengan roda sehingga roda dapat bergerak. Berikut adalah ilustrasi prototype PACARI.
|
|
|
|
|
Koordinator dari semua alat adalah arduino Uno. Mikrokontroler ini
dipasangi oleh chip bluetooth lalu
diprogram dengan jaringan menuju ke android.
Pada android terdapat suatu aplikasi
yang mengontrol seluruh aktivitas PACARI. Jaringan bluetooth memungkinkan penggunaan pagugu pada jarak jauh, sehingga petani dapat menggerakkan alat
meskipun tidak terjun langsung ke lahan sawah. Petani hanya bermain dengan android seperti kebanyakan pengguna android yang sedang menjelajahi dunia
maya, namun aktivitas pertanian tetap berlangsung. Diharapkan hal ini menjadi
daya tarik muda-mudi untuk bermain dan beraktivitas di sawah.
Mikrokontroler mengkoordinasi semua perintah android melalui jaringan bluetooth, dimana mikrokontroler ini
terhubung langsung dengan motor bakar yang menggerakkan alat melalui rantai
(roda) dan kabel piranti (penampung benih padi). Adapun prinsip kerja PACARI dipaparkan
menurut bagan berikut.
PACARI merupakan inovasi teknologi
untuk mengefesienkan waktu magugu di
kabupaten Sidrap. Dengan memanfaatkan teknologi arduino sebagai otak penggerak arah motor bakar yang dikoordinasi
oleh aplikasi di android melalui
jaringan bluetooh. PACARI dapat
memberikan wajah baru bagi dunia pertanian dan mengajak seluruh masyarakat tani
kabupaten Sidrap dari semua usia untuk ikut bertani. Alat ini sebagai bentuk
upaya untuk meingkatkan produktivitas padi kabupaten Sidrap sebagai lumbung
pangan nasional. Tentunya, alat ini dapat dikembangkan untuk seluruh petani di
Indonesia. Sehingga para milenial dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk kemajuan pertanian Indonesia di era Revolusi Industri 4.0.
Crated by: Dirayanti, 2017
Crated by: Dirayanti, 2017
Langkah awal menuju pertanian digital...
BalasHapusGood luck
Semoga... terima kasih
Hapus